IMPERIALISME EKONOMI DI INDONESIA
MAKALAH SEJARAH
JUDUL
IMPERIALISME EKONOMI DI
INDONESIA
DI
S
U
S
U
N
OLEH
ERLINA
GURU PEMBIMBING :
IMAM MUCHTAR S.Pd
SEKOLAH TERPADU
SMA NEGERI BUNGA BANGSA
KECAMATAN DARUL MAKMUR
KABUPATEN NAGAN RAYA
TA. 2013/2014
KATA PENGANTAR
Segala
puji dan syukur saya panjatkan kepada tuhan yang maha esa, karena atas berkat
dan limpahan rahmatnya-lah maka saya bisa menyelesaikan makalah dengan tepat
waktu.
Berikut
ini penulis mempersembahkan sebuah makalah tentang “Imperialisme Ekonomi di Indonesia”,
yang menurut saya dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita
untuk mempelajari berbagai sejarah tentang cikal bakal Bangsa Indonesia dan
bisa mengetahui perjuangan dari rakyat-nya itu sendiri.
Saya
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Dengan
ini, saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga
Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat untuk semua
pihak. Amin.
Lamie, 24 April 2013
Penulis :
ERLINA
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................
i
DAFTAR
ISI ..................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
A.. Latar
Belakang .....................................................................................
1
B.. Rumusan
Masalah ................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Imperialisme....................................................................
2
B.
Imperialisme
Ekonomi, Sistem Seperti Apakah.................................. 5
C.
Imperialisme
Ekonomi di Indonesia................................................... 8
BAB III KESIMPULAN...................................................................................... 9
DAFTAR
PUSTAKA..........................................................................................
10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Imperialisme adalah seatu istilah yang berarti perluasan daerah kekuasaan
atau jajahan untuk mendirikan kekaisaran atau Imperium. Di Indonesia sendiri
Imperialisme juga pernah dirasakan oleh rakyat Indonesia di masa penjajahan
belanda bahkan sampai dengan saat ini Imperialisme masih berlaku di Indonesia
walaupun tidak begitu terang – terangan terlihat ke publik namun beberapa
pelaku bisnis di Indonesia masih menerapkan atau mengadopsi sistem tersebut.
Pada tahun 2010, jumlah Bank – bank di Amerika yang mengalami pailit yang
telah mencapai 157 kasus dengan kekayaan 92 Milyard Dolar. Sementara pada tahun
2009 juga terdapat 140 Bank yang bangkrut dengan kekayaan sebesar 169 Milyard
Dolar. Hancurnya perekonomian tersebut karena disebabkan oleh biaya perang yang
cukup berat.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apakah pengertian
Imperialisme Ekonomi
2.
Sistem seperti
apakah Imperialisme Ekonomi di Indonesia
3.
Bagaimana
Imperialisme Ekonomi di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Imperialisme
Istilah imperialisme yang
diperkenalkan di Perancis pada tahun 1830-an ,imperium Napoleon Bonaparte. Pada
tahun 1830-an, istilah ini diperkenalkan olehpenulis Inggris untuk menerangkan
dasar-dasar perluasan kekuasaan yang dilakukanoleh Kerajaan Inggris. Orang Inggris
menganggap merekalah yang paling berkuasa (Greater Britain) karena mereka telah
banyak menguasai dan menjajah di wilayahAsia dan Afrika.
Mereka menganggap bahwa
penjajahan bertujuan untuk membangun masyarakat yang dijajah yang dinilai
masih terbelakang dan untuk kebaikan dunia. Imperialisme merujuk pada
sistem pemerintahan serta hubungan ekonomidan politik negara-negara kaya dan
berkuasa , mengawal dan menguasai negara-negara lain yang dianggap terbelakang
dan miskin dengan tujuan mengeksploitasisumber-sumber yang ada di negara
tersebut untuk menambah kekayaan dankekuasaan negara penjajahnya.Imperialisme
menonjolkan sifat-sifat keunggulan (hegemony) oleh satubangsa atas bangsa lain.
Tujuan utama imperialisme adalah menambah hasil ekonomi.
Imperialisme yaitu
perluasan daerah kekuasaan atau jajahan untuk mendirikan kekaisaran atau
imperium. Atau dengan kata lain imperialisme adalah suatu sistem penjajahan
langsung dari suatu negara terhadap negara lain, yang bertujuan untuk
kepentingan negara penjajah.
Dari pengertian imperium itulah
muncul pengertian imperialisme dan yang melaksanakan adalah imperator.
Berdasarkan waktu,
imperialisme dibedakan menjadi dua yaitu kuno dan modern. Imperialisme kuno
berlangsung sebelum revolusi industri dengan tujuan Gold, Glory Dan Gospel.
Imperialisme modern berlangsung setelah terjadinya revolusi industri dengan
mementingkan masalah ekonomi.
Sifat dari kedua
imperialisme di atas adalah sama, hanya sistemnya yang berbeda. Sifat hakikinya
berupa nafsu serakah untuk mendapatkan kekayaan. Kekayaan yang dikejar pada
masa imperialisme kuno biasanya berwujud emas atau logam mulia lainnya misalnya
perak. Sistem yang mendukungnya adalah merkhantilisme di mana dalam prakteknya
melakukan monopoli, kerja paksa dan sebagainya. Sedangkan pada imperialisme
modern didukung oleh industrialisme serta perdagangan bebas, serta upah buruh
yang sangat minim, tanpa memilik hak dalam produksi.
Imperialisme berasal dari
kata latin “imperare” yang artinya menguasai. Orang yang menguasai disebut
imperator yang berarti raja atau penguasa. Imperium adalah daerah yang dikuasai
imperator. Imperator menguasai bangsa yang mendiami wilayah imperium dengan
alasan agar mereka merasa lebih aman atau lebih sejahtera. Jadi imperialisme
adalah suatu sistem penjajahan langsung dari suatu negara terhadap negara lain.
Penjajahan dilakukan dengan jalan membentuk pemerintahan jajahan atau dengan
menanamkan pengaruh dalam semua bidang kehidupan daerah yang dijajah.
Walaupun kolonialisme dan
imperialisme berasal dari kata dan pengertian yang berbeda namun dalam
prakteknya berarti satu yaitu penjajahan oleh bangsa satu terhadap bangsa lain.
Kolonialisme lebih diartikan pada proses pembentukan atau penguasaan wilayah,
sedangkan imperialisme lebih diartikan pada praktek penjajahannya
Negara-negara imperialis
ingin memperoleh keuntungan dari negeri yangmereka kuasai karena sumber ekonomi
negara mereka tidak mencukupi. Selainfaktor ekonomi, terdapat satu kepercayaan
bahwa sebuah bangsa lebih mulia ataulebih baik dari bangsa lain yang dikenal
sebagai ethnosentrism.
Contoh bangsa Jerman
(Arya) dan Italia. Faktor lain yang menyumbang pada dasar imperialismeadalah
adanya perasaan ingin mencapai taraf sebagai bangsa yang besar danmemerintah
dunia, misalnya dasar imperialisme Jepang.Dasar imperialisme awalnya bertujuan
untuk menyebarkan ide-ide dankebuadayaan Barat ke seluruh dunia. Oleh karena
itulah, imperialisme bukan hanyadilihat sebagai penindasan terhadap tanah
jajahan tetapi sebaliknya dapat menjadi faktor pendorong pembaharuan-pembaharuan
yang dapat menyumbang kearahpembinaan sebuah bangsa seperti pendidikan,
kesehatan, perundang-undangan dansistem pemerintahan
Sarjana Barat membagi
imperialisme dalam dua kategori yaitu imperialismekuno dan imperialisme modern.
Imperialisme kuno adalah negara-negara yangberhasil menaklukan atau menguasai
negara-negara lain, atau yang mempunyai suatuimperium seperti imperium Romawi,
Turki Usmani, dan China, termasuk spanyol,Portugis, Belanda, Inggris dan
Perancis yang memperoleh jajahan di Asia, Amerikadan Afrika sebelum 1870.
Tujuan imperialisme kuno
adalah selain faktor ekonomi(menguasai daerah yang kaya dengan sumber daya
alam) juga termasuk didalamnyatercakup faktor agama dan kajayaan .Sedangkan
Imperialisme modern bermula setelah Revolusi Industri diInggris tahun 1870-an.
Hal yang menjadi faktor pendorongnya adalah adanyakelebihan modal dan Barang di
negara-negara Barat. Selepas tahun 1870-an , negara-negara Eropa berlomba-lomba
mencari daerah jajahan di wilayah Asia, Amerika danAfrika. Mereka mencari
wilayah jajahan sebagai wilayah penyuplai bahan baku dan juga sebagai
daerah pemasaran hasil industri mereka.
Dasar Imperialisme ini
dilaksanakan demi agama, mereka menganggap bahwamenjadi tugas suci agama untuk
menyelamatkan manusia dari segala macampenindasan dan ketidakadilan terutama di
negara-negara yang dianggap terbelakangseperti para misionaris Kristen yang
menganggap misi penyelamat ini sebagai TheWhite Man Burden.Diantara
faktor-faktor yang melatarbelakangi munculnya imperialisme adalah faktor dan
ekonomi.
B. Imperialisme Ekonomi, Sistem Seperti Apakah?
Dalam sistem imperialis, perekonomian
mempunyai makna mengosongkan kantong rakyat untuk membuat perang-perang,
menikmati sumber-sumber alam dan kekayaan negara-negara lain demi kepentingan
pribadi. Dan dalam menerapkan bentuk kebijakan ini, Amerika tidak ada
tandingannya di dunia.
Kita harus kembali menganalisa
kapitalisme pemerintah Amerika dan perekonomiannya, sebuah perekonomian perang
yang senantiasa dan tak henti berkelanjutan. Dari mendaur ulang industri,
membuka lapangan kerja hingga meningkatkan kemampuan berproduksi merupakan
masalah-masalah yang tidak pernah terwujud bagi bangsa Amerika. Berdasarkan
skenario saat ini, terutama dalam kondisi ekonomi yang tengah menghadapi krisis
parah, kegagalan di perbatasan Afghanistan telah membuat pemerintah Amerika
membutuhkan sebuah program yang terarah untuk memuaskan rakyat negara ini dan tentunya
para sekutu Eropanya. Sementara Amerika tengah menghadapi kegagalannya secara
berturut-turut di Afghanistan dan Pakistan, Gedung Putih juga tengah menghadapi
kritikan bertubi-tubi dari berbagai kalangan. Gelombang besar kritik dan protes
ini juga terjadi pada para penghuni Gedung Putih yang telah lelah dengan
kebijakan-kebijakan Amerika dan Imperialisme Dunia.
Saat ini, kesadaran rakyat Eropa - yang sebagian dari para pemimpinnya sejak bertahun-tahun lalu telah memiliki hubungan yang mendalam dengan Amerika - mengalami kemajuan yang begitu pesat dan visi rakyat Amerika tidak berbeda dengan apa yang ada pada rakyat Eropa. Hutang ekonomi telah membuat pemerintah Amerika merasakan kecaman dunia, harapan-harapan Amerika untuk memanfaatkan seluruh dunia melalui proses-proses militer telah membuat perekonomian imperialis dunia ini mengidap penyakit seperti ini. Berdasarkan laporan dari Pusat Penelitian Perdamaian Internasional Stichelm, sejak tahun 2001 Amerika menambah pengeluaran dan biaya-biaya militernya hingga 81 persen dan mencukupi biaya-biaya militer dunia sebanyak 43 persen.
Berdasarkan data dari badan penelitian ini, empat negara pertama pemenuh biaya-biaya militer secara berurut adalah Amerika dengan 698 milyar dolar, Cina dengan 119 milyar dolar, Inggris 59 milyar dolar dan Perancis dengan 59 milyar dolar; dan ini jugalah yang telah membuat kekhawatiran serius bagi pemerintah Amerika berkaitan dengan kekayaannya yang dipergunakannya untuk perang-perang di Afghanistan, Irak dan Asia Barat. Saat ini keluarga serdadu-serdadu Amerika yang telah mengorbankan keselamatan putra-putranya demi perang Irak dan Afghanistan menuntut kepada negara ini untuk menghentikan pengembalian ransel-ransel dari medan laga tanpa kehadiran pemiliknya.
Rakyat ini sama sekali buta informasi masalah income minyak dan gas perusahaan-perusahaan neo-konservatif yang didukung oleh CIA, Pentagon dan pemilik pabrik-pabrik persenjataan. Banyak dari warga Amerika mempertanyakan jika perang-perang asing berada dalam dukungan perekonomia Amerika lalu kenapa dalam sepanjang sejarah, super power dunia ini senantiasa berhadapan dengan krisis perekonomian yang terburuk?
Berdampingan dengan warga Amerika ini, generasi baru Eropa memiliki dua visi dan pandangan tentang kebijakan dunia Amerika dan goncangan peran Eropa, yang pertama adalah bahwa kebijakan Amerika ini bisa mengubahnya menjadi sebuah negara terjajah, sementara banyak juga yang percaya bahwa kendati Amerika berupaya mempertahankan tanah airnya sendiri tanpa melakukan penjajahan dan perampasan terhadap sumber-sumber alam Eropa dan seluruh negara-negara lainnya, negara ini tetap saja bisa dijadikan sebagai negara pendudukan. Amerika tidak pernah merasa cukup dengan sesuatu selain memanfaatkan militer yang berada di bawah naungan NATO untuk menggapai keinginan-keinginannya seiring dengan penekanan terhadap pemerintahan Eropa.
Sebagian dari negara-negara Uni Eropa seperti Polandia, Denmark, Jerman dan Italia berharap untuk bisa sesegera mungkin menarik mundur pasukannya dari Afghanistan. Berdasarkan laporan Guardian yang diterbitkan pada bulan Maret 2011, Kementerian Pertahanan Amerika mengumumkan persentasi ketakpuasannya atas tindakan ini. Harus diketahui bahwa banyak dari negara-negara Eropa memiliki federasi independen dari Rusia dan TImur Tengah dan tidak mempunyai kesepakatan dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan menyelesaikan krisis mereka. Oleh karena itu, negara-negara Timur Tengah harus selalu waspada dengan mata negara-negara Eropa yang tertuju pada sumber-sumber alam dan kekayaan-kekayaan kawasan, dan bukan pada sesuatu yang lain.
Menarik untuk kita ketahui, pemerintahan Eropa dengan persekutuannya dengan Amerika menginginkan terciptanya perang lembut menentang Rusia di kawasan untuk mempersiapkan keamanan mereka dalam menghadapi kekuatan militer Rusia, dalam kaitannya dengan masalah ini Amerika telah memberikan anti rudal terbaiknya kepada negara-negara Eropa. Berbeda dengan Eropa, Amerika dalam kebijakan-kebijakannya telah menyeimbangkan antara imperialism dan diskriminasi rasial. Di Asia, Cina sebagai salah satu kutub perekonomian dan militer, saat ini telah menjadi ancaman bagi negara-negara lainnya dimana hal ini belakangan telah menarik perhatian uni kekanakan Eropa dan Amerika.
Amerika selalu dalam keadaan mencari sekutu militer di seluruh belahan dunia untuk mengantisipasi kemungkinan penyerangan dari tiap-tiap negara. Sebuah negara yang ingin membuktikan dan memperlihatkan kepemimpinan negaranya di dunia melalui kekuatannya dan bukan bersandar pada kebijakan-kebijakan manajemenisasi negara. Menurut Opinion Micro, di sisi lain, Amerika tengah berusaha untuk memenuhi kepentingan dirinya dengan memperkuat militernya di sebagian negara seperti India dan Pakistan. Walhasil, Amerika dengan kondisi perekonomiannya yang mengkhawatirkan, sekali lagi harus menganalisa kedudukannya di mata dunia. Amerika harus ingat bahwa negara ini merupakan negara dengan hutang terbesar di dunia dan Amerika juga harus ingat pada kondisi Uni Rusia pada tahun 1990 dimana tidak ada satupun negara yang bersedia membantunya untuk mempertahankan kekuatannya. Pusat klasifikasi Modis memperingatkan Amerika mengenai kondisi moneternya dan menyatakan bahwa Amerika merupakan negara peminjam yang terbesar di dunia. Resiko pengembalian kredibilitas Amerika semakin meningkat, dan jika tidak ada kesepakatan di Kongres, maka pemerintah Amerika akan terancam jatuh.
Setelah terjadinya krisis moneter pada tahun 2008 yang dimulai dari Amerika dan merembet hampir ke seluruh dunia, bukan hanya pada tahun ini saja kondisi perekomomian Amerika semakin memburuk, bahkan telah mengancam jatuhnya pemerintahan dan pada akhirnya berujung pada berita-berita yang menginformasikan tentang kepailitan pemerintah Amerika. Pada tahun 2010, jumlah bank-bank di Amerika yang mengalami pailit telah mencapai 157 kasus dengan kekayaan 92 milyar dolar. Sementara pada tahun 2009 juga terdapat 140 bank yang bangkrut dengan kekayaan sebesar 169 milyar dolar. Kepailitan dengan kerugian milyaran dolar ini juga telah merugikan bank-bank Amerika pada tahun 2009 hingga lebih dari 36 kasus. Kepailitan bank-bank Amerika pada tahun 2010 juga telah merugikan badan asuransi sebanyak 21 milyar dolar. Pada tahun 2008 pun terdapat 28 bank yang pailit, dan hanya pada tahun 2007 terdapat 3 bank yang pailit.
Perekonomian Amerika hancur karena biaya-biaya perang yang berat. Kini, belum waktunyakah bagi para politikus untuk sekali lagi menggali kembali kisah-kisah keruntuhan super power. Dikatakan, yang dimaksud dengan imperialism adalah sebuah sistem yang hendak melanggar wilayah nasional dan kaumnya dan menguasai tanah-tanah, negara, bangsa dan kaum-kaum lainnya demi tujuan-tujuan perekonomian atau politik. Sebuah kebijakan yang mengandalkan kekuatan negaranya atas negara-negara lainnya. Sebuah rezim yang menyombongkan diri dan menguasai pangsa pasar dengan menghancurkan investor-investor kecil domestik.
Saat ini, kesadaran rakyat Eropa - yang sebagian dari para pemimpinnya sejak bertahun-tahun lalu telah memiliki hubungan yang mendalam dengan Amerika - mengalami kemajuan yang begitu pesat dan visi rakyat Amerika tidak berbeda dengan apa yang ada pada rakyat Eropa. Hutang ekonomi telah membuat pemerintah Amerika merasakan kecaman dunia, harapan-harapan Amerika untuk memanfaatkan seluruh dunia melalui proses-proses militer telah membuat perekonomian imperialis dunia ini mengidap penyakit seperti ini. Berdasarkan laporan dari Pusat Penelitian Perdamaian Internasional Stichelm, sejak tahun 2001 Amerika menambah pengeluaran dan biaya-biaya militernya hingga 81 persen dan mencukupi biaya-biaya militer dunia sebanyak 43 persen.
Berdasarkan data dari badan penelitian ini, empat negara pertama pemenuh biaya-biaya militer secara berurut adalah Amerika dengan 698 milyar dolar, Cina dengan 119 milyar dolar, Inggris 59 milyar dolar dan Perancis dengan 59 milyar dolar; dan ini jugalah yang telah membuat kekhawatiran serius bagi pemerintah Amerika berkaitan dengan kekayaannya yang dipergunakannya untuk perang-perang di Afghanistan, Irak dan Asia Barat. Saat ini keluarga serdadu-serdadu Amerika yang telah mengorbankan keselamatan putra-putranya demi perang Irak dan Afghanistan menuntut kepada negara ini untuk menghentikan pengembalian ransel-ransel dari medan laga tanpa kehadiran pemiliknya.
Rakyat ini sama sekali buta informasi masalah income minyak dan gas perusahaan-perusahaan neo-konservatif yang didukung oleh CIA, Pentagon dan pemilik pabrik-pabrik persenjataan. Banyak dari warga Amerika mempertanyakan jika perang-perang asing berada dalam dukungan perekonomia Amerika lalu kenapa dalam sepanjang sejarah, super power dunia ini senantiasa berhadapan dengan krisis perekonomian yang terburuk?
Berdampingan dengan warga Amerika ini, generasi baru Eropa memiliki dua visi dan pandangan tentang kebijakan dunia Amerika dan goncangan peran Eropa, yang pertama adalah bahwa kebijakan Amerika ini bisa mengubahnya menjadi sebuah negara terjajah, sementara banyak juga yang percaya bahwa kendati Amerika berupaya mempertahankan tanah airnya sendiri tanpa melakukan penjajahan dan perampasan terhadap sumber-sumber alam Eropa dan seluruh negara-negara lainnya, negara ini tetap saja bisa dijadikan sebagai negara pendudukan. Amerika tidak pernah merasa cukup dengan sesuatu selain memanfaatkan militer yang berada di bawah naungan NATO untuk menggapai keinginan-keinginannya seiring dengan penekanan terhadap pemerintahan Eropa.
Sebagian dari negara-negara Uni Eropa seperti Polandia, Denmark, Jerman dan Italia berharap untuk bisa sesegera mungkin menarik mundur pasukannya dari Afghanistan. Berdasarkan laporan Guardian yang diterbitkan pada bulan Maret 2011, Kementerian Pertahanan Amerika mengumumkan persentasi ketakpuasannya atas tindakan ini. Harus diketahui bahwa banyak dari negara-negara Eropa memiliki federasi independen dari Rusia dan TImur Tengah dan tidak mempunyai kesepakatan dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan menyelesaikan krisis mereka. Oleh karena itu, negara-negara Timur Tengah harus selalu waspada dengan mata negara-negara Eropa yang tertuju pada sumber-sumber alam dan kekayaan-kekayaan kawasan, dan bukan pada sesuatu yang lain.
Menarik untuk kita ketahui, pemerintahan Eropa dengan persekutuannya dengan Amerika menginginkan terciptanya perang lembut menentang Rusia di kawasan untuk mempersiapkan keamanan mereka dalam menghadapi kekuatan militer Rusia, dalam kaitannya dengan masalah ini Amerika telah memberikan anti rudal terbaiknya kepada negara-negara Eropa. Berbeda dengan Eropa, Amerika dalam kebijakan-kebijakannya telah menyeimbangkan antara imperialism dan diskriminasi rasial. Di Asia, Cina sebagai salah satu kutub perekonomian dan militer, saat ini telah menjadi ancaman bagi negara-negara lainnya dimana hal ini belakangan telah menarik perhatian uni kekanakan Eropa dan Amerika.
Amerika selalu dalam keadaan mencari sekutu militer di seluruh belahan dunia untuk mengantisipasi kemungkinan penyerangan dari tiap-tiap negara. Sebuah negara yang ingin membuktikan dan memperlihatkan kepemimpinan negaranya di dunia melalui kekuatannya dan bukan bersandar pada kebijakan-kebijakan manajemenisasi negara. Menurut Opinion Micro, di sisi lain, Amerika tengah berusaha untuk memenuhi kepentingan dirinya dengan memperkuat militernya di sebagian negara seperti India dan Pakistan. Walhasil, Amerika dengan kondisi perekonomiannya yang mengkhawatirkan, sekali lagi harus menganalisa kedudukannya di mata dunia. Amerika harus ingat bahwa negara ini merupakan negara dengan hutang terbesar di dunia dan Amerika juga harus ingat pada kondisi Uni Rusia pada tahun 1990 dimana tidak ada satupun negara yang bersedia membantunya untuk mempertahankan kekuatannya. Pusat klasifikasi Modis memperingatkan Amerika mengenai kondisi moneternya dan menyatakan bahwa Amerika merupakan negara peminjam yang terbesar di dunia. Resiko pengembalian kredibilitas Amerika semakin meningkat, dan jika tidak ada kesepakatan di Kongres, maka pemerintah Amerika akan terancam jatuh.
Setelah terjadinya krisis moneter pada tahun 2008 yang dimulai dari Amerika dan merembet hampir ke seluruh dunia, bukan hanya pada tahun ini saja kondisi perekomomian Amerika semakin memburuk, bahkan telah mengancam jatuhnya pemerintahan dan pada akhirnya berujung pada berita-berita yang menginformasikan tentang kepailitan pemerintah Amerika. Pada tahun 2010, jumlah bank-bank di Amerika yang mengalami pailit telah mencapai 157 kasus dengan kekayaan 92 milyar dolar. Sementara pada tahun 2009 juga terdapat 140 bank yang bangkrut dengan kekayaan sebesar 169 milyar dolar. Kepailitan dengan kerugian milyaran dolar ini juga telah merugikan bank-bank Amerika pada tahun 2009 hingga lebih dari 36 kasus. Kepailitan bank-bank Amerika pada tahun 2010 juga telah merugikan badan asuransi sebanyak 21 milyar dolar. Pada tahun 2008 pun terdapat 28 bank yang pailit, dan hanya pada tahun 2007 terdapat 3 bank yang pailit.
Perekonomian Amerika hancur karena biaya-biaya perang yang berat. Kini, belum waktunyakah bagi para politikus untuk sekali lagi menggali kembali kisah-kisah keruntuhan super power. Dikatakan, yang dimaksud dengan imperialism adalah sebuah sistem yang hendak melanggar wilayah nasional dan kaumnya dan menguasai tanah-tanah, negara, bangsa dan kaum-kaum lainnya demi tujuan-tujuan perekonomian atau politik. Sebuah kebijakan yang mengandalkan kekuatan negaranya atas negara-negara lainnya. Sebuah rezim yang menyombongkan diri dan menguasai pangsa pasar dengan menghancurkan investor-investor kecil domestik.
C. Imperialisme Ekonomi di Indonesia
"Hakikat hidup sebenarnya
terdiri dari 3, yaitu Life is a place of Worship (hidup adalah ibadah), Life is
a place of Wealth (hidup adalah kemakmuran), dan Life is a place of Warfare (hidup
adalah pertempuran)." (Riawan dalam Suryadilaga 2007: 4)
Layaknya kemerdekaan itu bisa kita raih dalam semua lini hidup kita tapi, apalah daya jika kita dibenturkan dengan teori sosiologi yang menyatakan bahwa, "manusia adalah makhluk sosial." bagi saya makna makhluk sosial bukan hanya dalam lingkup interaksi mengenai sikap yang berlandaskan nilai dan norma tetapi termasuk juga dalam interaksi di dunia pasar, ekonomi. Dalam interaksi sosial versi ekonomi ini lahirlah korporasi besar hingga pedagang jalanan yang melahirkan strata sosial dalam ekonomi. Stara itu tumbuh berlapis-lapis dari korporasi besar sampai yang paling rendah, pedagang kecil.
Memang benar jika hakikat hidup adalah pertempuran. Bertempur untuk bertahan hidup dan untuk hidup di jaman ini butuh penghasilan,uang. Uang yang beredar di dunia bisa diibaratkan dengan piramida terbalik. 80% uang di dunia dikuasai oleh 0,05 orang saja. Dan sisanya 20% diperebutkan oleh semua kalangan termasuk pedagang kecil dan buruh ini. Jadi pantas saja jika ekonomi suatu negara bisa ambruk gara-gara tingkah seorang yang berasal dari kalangan 0,05% itu. Hidup manusia abad ini layaknya kompetisi rimba. Jika kita cermati dari fakta kesenjangan ekonomi yang terjadi, kita dapat mengaca diri. Siapa kita? "Pemangsa" atau "Yang Dimangsa."
Layaknya kemerdekaan itu bisa kita raih dalam semua lini hidup kita tapi, apalah daya jika kita dibenturkan dengan teori sosiologi yang menyatakan bahwa, "manusia adalah makhluk sosial." bagi saya makna makhluk sosial bukan hanya dalam lingkup interaksi mengenai sikap yang berlandaskan nilai dan norma tetapi termasuk juga dalam interaksi di dunia pasar, ekonomi. Dalam interaksi sosial versi ekonomi ini lahirlah korporasi besar hingga pedagang jalanan yang melahirkan strata sosial dalam ekonomi. Stara itu tumbuh berlapis-lapis dari korporasi besar sampai yang paling rendah, pedagang kecil.
Memang benar jika hakikat hidup adalah pertempuran. Bertempur untuk bertahan hidup dan untuk hidup di jaman ini butuh penghasilan,uang. Uang yang beredar di dunia bisa diibaratkan dengan piramida terbalik. 80% uang di dunia dikuasai oleh 0,05 orang saja. Dan sisanya 20% diperebutkan oleh semua kalangan termasuk pedagang kecil dan buruh ini. Jadi pantas saja jika ekonomi suatu negara bisa ambruk gara-gara tingkah seorang yang berasal dari kalangan 0,05% itu. Hidup manusia abad ini layaknya kompetisi rimba. Jika kita cermati dari fakta kesenjangan ekonomi yang terjadi, kita dapat mengaca diri. Siapa kita? "Pemangsa" atau "Yang Dimangsa."
"Perbaikan
pendidikan dasar untuk semua di negara-negara berkembang memerlukan dana
sebesar $6 milyar setahun, jumlah yang sangat terbatas dibandingkan dengan $8
milyar yang dihabiskan untuk belanja kosmetik di AS saja. Instalasi air dan
sanitasi di negara-negara berkembang memerlukan $9 milyar, sedangkan konsumsi
es krim mencapai $11 milyar di Eropa. Pemeliharaan kesehatan dasar dan nutrisi
memerlukan $13 milyar, sementara $17 milyar dihabiskan untuk membeli makanan hewan
piaraan (kucing dan anjing) di Eropa dan Amerika Serikat." (Amin Rais.
2008: 21-22)
BAB III
KESIMPULAN
Dari
uraian pembahasan di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa Imperialisme itu
adalah sistem yang di pakai para pebisnis Indonesia untuk memperluas kekayaan
Ekonominya dengan menaruh modal yang sedikit dan mendapatkan keuntungan yang
sangat besar. Dan sistem tersebut sangat merugikan dan menyengsarakan
masyarakat bawah seperti para petani, buruh dan sebagainya.
Dan
kita berharap semoga kehidupan perekonomian di Indonesia dapat tumbuh dengan
pesat tampa ada pemerasan yang dilakukan para pembisnis Indonesia yang sangat
menyiksa rakyat kecil.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Suprihartoyo dkk,
2009, Ilmu Pengetahuan Sosial 1 : untuk SMP, MTS dan SMA kelas XI, Jakarta :
Pusat Perbukuan Depertemen Nasional, 102 – 109.
MAKALAH SEJARAH
JUDUL
IMPERIALISME EKONOMI DI
INDONESIA
DI
S
U
S
U
N
OLEH
ERLINA
GURU PEMBIMBING :
IMAM MUCHTAR S.Pd
SEKOLAH TERPADU
SMA NEGERI BUNGA BANGSA
KECAMATAN DARUL MAKMUR
KABUPATEN NAGAN RAYA
TA. 2013/2014
KATA PENGANTAR
Segala
puji dan syukur saya panjatkan kepada tuhan yang maha esa, karena atas berkat
dan limpahan rahmatnya-lah maka saya bisa menyelesaikan makalah dengan tepat
waktu.
Berikut
ini penulis mempersembahkan sebuah makalah tentang “Imperialisme Ekonomi di Indonesia”,
yang menurut saya dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita
untuk mempelajari berbagai sejarah tentang cikal bakal Bangsa Indonesia dan
bisa mengetahui perjuangan dari rakyat-nya itu sendiri.
Saya
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Dengan
ini, saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga
Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat untuk semua
pihak. Amin.
Lamie, 24 April 2013
Penulis :
ERLINA
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................
i
DAFTAR
ISI ..................................................................................................
ii
BAB I PENDAHULUAN
A.. Latar
Belakang .....................................................................................
1
B.. Rumusan
Masalah ................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Imperialisme....................................................................
2
B.
Imperialisme
Ekonomi, Sistem Seperti Apakah.................................. 5
C.
Imperialisme
Ekonomi di Indonesia................................................... 8
BAB III KESIMPULAN...................................................................................... 9
DAFTAR
PUSTAKA..........................................................................................
10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Imperialisme adalah seatu istilah yang berarti perluasan daerah kekuasaan
atau jajahan untuk mendirikan kekaisaran atau Imperium. Di Indonesia sendiri
Imperialisme juga pernah dirasakan oleh rakyat Indonesia di masa penjajahan
belanda bahkan sampai dengan saat ini Imperialisme masih berlaku di Indonesia
walaupun tidak begitu terang – terangan terlihat ke publik namun beberapa
pelaku bisnis di Indonesia masih menerapkan atau mengadopsi sistem tersebut.
Pada tahun 2010, jumlah Bank – bank di Amerika yang mengalami pailit yang
telah mencapai 157 kasus dengan kekayaan 92 Milyard Dolar. Sementara pada tahun
2009 juga terdapat 140 Bank yang bangkrut dengan kekayaan sebesar 169 Milyard
Dolar. Hancurnya perekonomian tersebut karena disebabkan oleh biaya perang yang
cukup berat.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apakah pengertian
Imperialisme Ekonomi
2.
Sistem seperti
apakah Imperialisme Ekonomi di Indonesia
3.
Bagaimana
Imperialisme Ekonomi di Indonesia
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Imperialisme
Istilah imperialisme yang
diperkenalkan di Perancis pada tahun 1830-an ,imperium Napoleon Bonaparte. Pada
tahun 1830-an, istilah ini diperkenalkan olehpenulis Inggris untuk menerangkan
dasar-dasar perluasan kekuasaan yang dilakukanoleh Kerajaan Inggris. Orang Inggris
menganggap merekalah yang paling berkuasa (Greater Britain) karena mereka telah
banyak menguasai dan menjajah di wilayahAsia dan Afrika.
Mereka menganggap bahwa
penjajahan bertujuan untuk membangun masyarakat yang dijajah yang dinilai
masih terbelakang dan untuk kebaikan dunia. Imperialisme merujuk pada
sistem pemerintahan serta hubungan ekonomidan politik negara-negara kaya dan
berkuasa , mengawal dan menguasai negara-negara lain yang dianggap terbelakang
dan miskin dengan tujuan mengeksploitasisumber-sumber yang ada di negara
tersebut untuk menambah kekayaan dankekuasaan negara penjajahnya.Imperialisme
menonjolkan sifat-sifat keunggulan (hegemony) oleh satubangsa atas bangsa lain.
Tujuan utama imperialisme adalah menambah hasil ekonomi.
Imperialisme yaitu
perluasan daerah kekuasaan atau jajahan untuk mendirikan kekaisaran atau
imperium. Atau dengan kata lain imperialisme adalah suatu sistem penjajahan
langsung dari suatu negara terhadap negara lain, yang bertujuan untuk
kepentingan negara penjajah.
Dari pengertian imperium itulah
muncul pengertian imperialisme dan yang melaksanakan adalah imperator.
Berdasarkan waktu,
imperialisme dibedakan menjadi dua yaitu kuno dan modern. Imperialisme kuno
berlangsung sebelum revolusi industri dengan tujuan Gold, Glory Dan Gospel.
Imperialisme modern berlangsung setelah terjadinya revolusi industri dengan
mementingkan masalah ekonomi.
Sifat dari kedua
imperialisme di atas adalah sama, hanya sistemnya yang berbeda. Sifat hakikinya
berupa nafsu serakah untuk mendapatkan kekayaan. Kekayaan yang dikejar pada
masa imperialisme kuno biasanya berwujud emas atau logam mulia lainnya misalnya
perak. Sistem yang mendukungnya adalah merkhantilisme di mana dalam prakteknya
melakukan monopoli, kerja paksa dan sebagainya. Sedangkan pada imperialisme
modern didukung oleh industrialisme serta perdagangan bebas, serta upah buruh
yang sangat minim, tanpa memilik hak dalam produksi.
Imperialisme berasal dari
kata latin “imperare” yang artinya menguasai. Orang yang menguasai disebut
imperator yang berarti raja atau penguasa. Imperium adalah daerah yang dikuasai
imperator. Imperator menguasai bangsa yang mendiami wilayah imperium dengan
alasan agar mereka merasa lebih aman atau lebih sejahtera. Jadi imperialisme
adalah suatu sistem penjajahan langsung dari suatu negara terhadap negara lain.
Penjajahan dilakukan dengan jalan membentuk pemerintahan jajahan atau dengan
menanamkan pengaruh dalam semua bidang kehidupan daerah yang dijajah.
Walaupun kolonialisme dan
imperialisme berasal dari kata dan pengertian yang berbeda namun dalam
prakteknya berarti satu yaitu penjajahan oleh bangsa satu terhadap bangsa lain.
Kolonialisme lebih diartikan pada proses pembentukan atau penguasaan wilayah,
sedangkan imperialisme lebih diartikan pada praktek penjajahannya
Negara-negara imperialis
ingin memperoleh keuntungan dari negeri yangmereka kuasai karena sumber ekonomi
negara mereka tidak mencukupi. Selainfaktor ekonomi, terdapat satu kepercayaan
bahwa sebuah bangsa lebih mulia ataulebih baik dari bangsa lain yang dikenal
sebagai ethnosentrism.
Contoh bangsa Jerman
(Arya) dan Italia. Faktor lain yang menyumbang pada dasar imperialismeadalah
adanya perasaan ingin mencapai taraf sebagai bangsa yang besar danmemerintah
dunia, misalnya dasar imperialisme Jepang.Dasar imperialisme awalnya bertujuan
untuk menyebarkan ide-ide dankebuadayaan Barat ke seluruh dunia. Oleh karena
itulah, imperialisme bukan hanyadilihat sebagai penindasan terhadap tanah
jajahan tetapi sebaliknya dapat menjadi faktor pendorong pembaharuan-pembaharuan
yang dapat menyumbang kearahpembinaan sebuah bangsa seperti pendidikan,
kesehatan, perundang-undangan dansistem pemerintahan
Sarjana Barat membagi
imperialisme dalam dua kategori yaitu imperialismekuno dan imperialisme modern.
Imperialisme kuno adalah negara-negara yangberhasil menaklukan atau menguasai
negara-negara lain, atau yang mempunyai suatuimperium seperti imperium Romawi,
Turki Usmani, dan China, termasuk spanyol,Portugis, Belanda, Inggris dan
Perancis yang memperoleh jajahan di Asia, Amerikadan Afrika sebelum 1870.
Tujuan imperialisme kuno
adalah selain faktor ekonomi(menguasai daerah yang kaya dengan sumber daya
alam) juga termasuk didalamnyatercakup faktor agama dan kajayaan .Sedangkan
Imperialisme modern bermula setelah Revolusi Industri diInggris tahun 1870-an.
Hal yang menjadi faktor pendorongnya adalah adanyakelebihan modal dan Barang di
negara-negara Barat. Selepas tahun 1870-an , negara-negara Eropa berlomba-lomba
mencari daerah jajahan di wilayah Asia, Amerika danAfrika. Mereka mencari
wilayah jajahan sebagai wilayah penyuplai bahan baku dan juga sebagai
daerah pemasaran hasil industri mereka.
Dasar Imperialisme ini
dilaksanakan demi agama, mereka menganggap bahwamenjadi tugas suci agama untuk
menyelamatkan manusia dari segala macampenindasan dan ketidakadilan terutama di
negara-negara yang dianggap terbelakangseperti para misionaris Kristen yang
menganggap misi penyelamat ini sebagai TheWhite Man Burden.Diantara
faktor-faktor yang melatarbelakangi munculnya imperialisme adalah faktor dan
ekonomi.
B. Imperialisme Ekonomi, Sistem Seperti Apakah?
Dalam sistem imperialis, perekonomian
mempunyai makna mengosongkan kantong rakyat untuk membuat perang-perang,
menikmati sumber-sumber alam dan kekayaan negara-negara lain demi kepentingan
pribadi. Dan dalam menerapkan bentuk kebijakan ini, Amerika tidak ada
tandingannya di dunia.
Kita harus kembali menganalisa
kapitalisme pemerintah Amerika dan perekonomiannya, sebuah perekonomian perang
yang senantiasa dan tak henti berkelanjutan. Dari mendaur ulang industri,
membuka lapangan kerja hingga meningkatkan kemampuan berproduksi merupakan
masalah-masalah yang tidak pernah terwujud bagi bangsa Amerika. Berdasarkan
skenario saat ini, terutama dalam kondisi ekonomi yang tengah menghadapi krisis
parah, kegagalan di perbatasan Afghanistan telah membuat pemerintah Amerika
membutuhkan sebuah program yang terarah untuk memuaskan rakyat negara ini dan tentunya
para sekutu Eropanya. Sementara Amerika tengah menghadapi kegagalannya secara
berturut-turut di Afghanistan dan Pakistan, Gedung Putih juga tengah menghadapi
kritikan bertubi-tubi dari berbagai kalangan. Gelombang besar kritik dan protes
ini juga terjadi pada para penghuni Gedung Putih yang telah lelah dengan
kebijakan-kebijakan Amerika dan Imperialisme Dunia.
Saat ini, kesadaran rakyat Eropa - yang sebagian dari para pemimpinnya sejak bertahun-tahun lalu telah memiliki hubungan yang mendalam dengan Amerika - mengalami kemajuan yang begitu pesat dan visi rakyat Amerika tidak berbeda dengan apa yang ada pada rakyat Eropa. Hutang ekonomi telah membuat pemerintah Amerika merasakan kecaman dunia, harapan-harapan Amerika untuk memanfaatkan seluruh dunia melalui proses-proses militer telah membuat perekonomian imperialis dunia ini mengidap penyakit seperti ini. Berdasarkan laporan dari Pusat Penelitian Perdamaian Internasional Stichelm, sejak tahun 2001 Amerika menambah pengeluaran dan biaya-biaya militernya hingga 81 persen dan mencukupi biaya-biaya militer dunia sebanyak 43 persen.
Berdasarkan data dari badan penelitian ini, empat negara pertama pemenuh biaya-biaya militer secara berurut adalah Amerika dengan 698 milyar dolar, Cina dengan 119 milyar dolar, Inggris 59 milyar dolar dan Perancis dengan 59 milyar dolar; dan ini jugalah yang telah membuat kekhawatiran serius bagi pemerintah Amerika berkaitan dengan kekayaannya yang dipergunakannya untuk perang-perang di Afghanistan, Irak dan Asia Barat. Saat ini keluarga serdadu-serdadu Amerika yang telah mengorbankan keselamatan putra-putranya demi perang Irak dan Afghanistan menuntut kepada negara ini untuk menghentikan pengembalian ransel-ransel dari medan laga tanpa kehadiran pemiliknya.
Rakyat ini sama sekali buta informasi masalah income minyak dan gas perusahaan-perusahaan neo-konservatif yang didukung oleh CIA, Pentagon dan pemilik pabrik-pabrik persenjataan. Banyak dari warga Amerika mempertanyakan jika perang-perang asing berada dalam dukungan perekonomia Amerika lalu kenapa dalam sepanjang sejarah, super power dunia ini senantiasa berhadapan dengan krisis perekonomian yang terburuk?
Berdampingan dengan warga Amerika ini, generasi baru Eropa memiliki dua visi dan pandangan tentang kebijakan dunia Amerika dan goncangan peran Eropa, yang pertama adalah bahwa kebijakan Amerika ini bisa mengubahnya menjadi sebuah negara terjajah, sementara banyak juga yang percaya bahwa kendati Amerika berupaya mempertahankan tanah airnya sendiri tanpa melakukan penjajahan dan perampasan terhadap sumber-sumber alam Eropa dan seluruh negara-negara lainnya, negara ini tetap saja bisa dijadikan sebagai negara pendudukan. Amerika tidak pernah merasa cukup dengan sesuatu selain memanfaatkan militer yang berada di bawah naungan NATO untuk menggapai keinginan-keinginannya seiring dengan penekanan terhadap pemerintahan Eropa.
Sebagian dari negara-negara Uni Eropa seperti Polandia, Denmark, Jerman dan Italia berharap untuk bisa sesegera mungkin menarik mundur pasukannya dari Afghanistan. Berdasarkan laporan Guardian yang diterbitkan pada bulan Maret 2011, Kementerian Pertahanan Amerika mengumumkan persentasi ketakpuasannya atas tindakan ini. Harus diketahui bahwa banyak dari negara-negara Eropa memiliki federasi independen dari Rusia dan TImur Tengah dan tidak mempunyai kesepakatan dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan menyelesaikan krisis mereka. Oleh karena itu, negara-negara Timur Tengah harus selalu waspada dengan mata negara-negara Eropa yang tertuju pada sumber-sumber alam dan kekayaan-kekayaan kawasan, dan bukan pada sesuatu yang lain.
Menarik untuk kita ketahui, pemerintahan Eropa dengan persekutuannya dengan Amerika menginginkan terciptanya perang lembut menentang Rusia di kawasan untuk mempersiapkan keamanan mereka dalam menghadapi kekuatan militer Rusia, dalam kaitannya dengan masalah ini Amerika telah memberikan anti rudal terbaiknya kepada negara-negara Eropa. Berbeda dengan Eropa, Amerika dalam kebijakan-kebijakannya telah menyeimbangkan antara imperialism dan diskriminasi rasial. Di Asia, Cina sebagai salah satu kutub perekonomian dan militer, saat ini telah menjadi ancaman bagi negara-negara lainnya dimana hal ini belakangan telah menarik perhatian uni kekanakan Eropa dan Amerika.
Amerika selalu dalam keadaan mencari sekutu militer di seluruh belahan dunia untuk mengantisipasi kemungkinan penyerangan dari tiap-tiap negara. Sebuah negara yang ingin membuktikan dan memperlihatkan kepemimpinan negaranya di dunia melalui kekuatannya dan bukan bersandar pada kebijakan-kebijakan manajemenisasi negara. Menurut Opinion Micro, di sisi lain, Amerika tengah berusaha untuk memenuhi kepentingan dirinya dengan memperkuat militernya di sebagian negara seperti India dan Pakistan. Walhasil, Amerika dengan kondisi perekonomiannya yang mengkhawatirkan, sekali lagi harus menganalisa kedudukannya di mata dunia. Amerika harus ingat bahwa negara ini merupakan negara dengan hutang terbesar di dunia dan Amerika juga harus ingat pada kondisi Uni Rusia pada tahun 1990 dimana tidak ada satupun negara yang bersedia membantunya untuk mempertahankan kekuatannya. Pusat klasifikasi Modis memperingatkan Amerika mengenai kondisi moneternya dan menyatakan bahwa Amerika merupakan negara peminjam yang terbesar di dunia. Resiko pengembalian kredibilitas Amerika semakin meningkat, dan jika tidak ada kesepakatan di Kongres, maka pemerintah Amerika akan terancam jatuh.
Setelah terjadinya krisis moneter pada tahun 2008 yang dimulai dari Amerika dan merembet hampir ke seluruh dunia, bukan hanya pada tahun ini saja kondisi perekomomian Amerika semakin memburuk, bahkan telah mengancam jatuhnya pemerintahan dan pada akhirnya berujung pada berita-berita yang menginformasikan tentang kepailitan pemerintah Amerika. Pada tahun 2010, jumlah bank-bank di Amerika yang mengalami pailit telah mencapai 157 kasus dengan kekayaan 92 milyar dolar. Sementara pada tahun 2009 juga terdapat 140 bank yang bangkrut dengan kekayaan sebesar 169 milyar dolar. Kepailitan dengan kerugian milyaran dolar ini juga telah merugikan bank-bank Amerika pada tahun 2009 hingga lebih dari 36 kasus. Kepailitan bank-bank Amerika pada tahun 2010 juga telah merugikan badan asuransi sebanyak 21 milyar dolar. Pada tahun 2008 pun terdapat 28 bank yang pailit, dan hanya pada tahun 2007 terdapat 3 bank yang pailit.
Perekonomian Amerika hancur karena biaya-biaya perang yang berat. Kini, belum waktunyakah bagi para politikus untuk sekali lagi menggali kembali kisah-kisah keruntuhan super power. Dikatakan, yang dimaksud dengan imperialism adalah sebuah sistem yang hendak melanggar wilayah nasional dan kaumnya dan menguasai tanah-tanah, negara, bangsa dan kaum-kaum lainnya demi tujuan-tujuan perekonomian atau politik. Sebuah kebijakan yang mengandalkan kekuatan negaranya atas negara-negara lainnya. Sebuah rezim yang menyombongkan diri dan menguasai pangsa pasar dengan menghancurkan investor-investor kecil domestik.
Saat ini, kesadaran rakyat Eropa - yang sebagian dari para pemimpinnya sejak bertahun-tahun lalu telah memiliki hubungan yang mendalam dengan Amerika - mengalami kemajuan yang begitu pesat dan visi rakyat Amerika tidak berbeda dengan apa yang ada pada rakyat Eropa. Hutang ekonomi telah membuat pemerintah Amerika merasakan kecaman dunia, harapan-harapan Amerika untuk memanfaatkan seluruh dunia melalui proses-proses militer telah membuat perekonomian imperialis dunia ini mengidap penyakit seperti ini. Berdasarkan laporan dari Pusat Penelitian Perdamaian Internasional Stichelm, sejak tahun 2001 Amerika menambah pengeluaran dan biaya-biaya militernya hingga 81 persen dan mencukupi biaya-biaya militer dunia sebanyak 43 persen.
Berdasarkan data dari badan penelitian ini, empat negara pertama pemenuh biaya-biaya militer secara berurut adalah Amerika dengan 698 milyar dolar, Cina dengan 119 milyar dolar, Inggris 59 milyar dolar dan Perancis dengan 59 milyar dolar; dan ini jugalah yang telah membuat kekhawatiran serius bagi pemerintah Amerika berkaitan dengan kekayaannya yang dipergunakannya untuk perang-perang di Afghanistan, Irak dan Asia Barat. Saat ini keluarga serdadu-serdadu Amerika yang telah mengorbankan keselamatan putra-putranya demi perang Irak dan Afghanistan menuntut kepada negara ini untuk menghentikan pengembalian ransel-ransel dari medan laga tanpa kehadiran pemiliknya.
Rakyat ini sama sekali buta informasi masalah income minyak dan gas perusahaan-perusahaan neo-konservatif yang didukung oleh CIA, Pentagon dan pemilik pabrik-pabrik persenjataan. Banyak dari warga Amerika mempertanyakan jika perang-perang asing berada dalam dukungan perekonomia Amerika lalu kenapa dalam sepanjang sejarah, super power dunia ini senantiasa berhadapan dengan krisis perekonomian yang terburuk?
Berdampingan dengan warga Amerika ini, generasi baru Eropa memiliki dua visi dan pandangan tentang kebijakan dunia Amerika dan goncangan peran Eropa, yang pertama adalah bahwa kebijakan Amerika ini bisa mengubahnya menjadi sebuah negara terjajah, sementara banyak juga yang percaya bahwa kendati Amerika berupaya mempertahankan tanah airnya sendiri tanpa melakukan penjajahan dan perampasan terhadap sumber-sumber alam Eropa dan seluruh negara-negara lainnya, negara ini tetap saja bisa dijadikan sebagai negara pendudukan. Amerika tidak pernah merasa cukup dengan sesuatu selain memanfaatkan militer yang berada di bawah naungan NATO untuk menggapai keinginan-keinginannya seiring dengan penekanan terhadap pemerintahan Eropa.
Sebagian dari negara-negara Uni Eropa seperti Polandia, Denmark, Jerman dan Italia berharap untuk bisa sesegera mungkin menarik mundur pasukannya dari Afghanistan. Berdasarkan laporan Guardian yang diterbitkan pada bulan Maret 2011, Kementerian Pertahanan Amerika mengumumkan persentasi ketakpuasannya atas tindakan ini. Harus diketahui bahwa banyak dari negara-negara Eropa memiliki federasi independen dari Rusia dan TImur Tengah dan tidak mempunyai kesepakatan dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan dan menyelesaikan krisis mereka. Oleh karena itu, negara-negara Timur Tengah harus selalu waspada dengan mata negara-negara Eropa yang tertuju pada sumber-sumber alam dan kekayaan-kekayaan kawasan, dan bukan pada sesuatu yang lain.
Menarik untuk kita ketahui, pemerintahan Eropa dengan persekutuannya dengan Amerika menginginkan terciptanya perang lembut menentang Rusia di kawasan untuk mempersiapkan keamanan mereka dalam menghadapi kekuatan militer Rusia, dalam kaitannya dengan masalah ini Amerika telah memberikan anti rudal terbaiknya kepada negara-negara Eropa. Berbeda dengan Eropa, Amerika dalam kebijakan-kebijakannya telah menyeimbangkan antara imperialism dan diskriminasi rasial. Di Asia, Cina sebagai salah satu kutub perekonomian dan militer, saat ini telah menjadi ancaman bagi negara-negara lainnya dimana hal ini belakangan telah menarik perhatian uni kekanakan Eropa dan Amerika.
Amerika selalu dalam keadaan mencari sekutu militer di seluruh belahan dunia untuk mengantisipasi kemungkinan penyerangan dari tiap-tiap negara. Sebuah negara yang ingin membuktikan dan memperlihatkan kepemimpinan negaranya di dunia melalui kekuatannya dan bukan bersandar pada kebijakan-kebijakan manajemenisasi negara. Menurut Opinion Micro, di sisi lain, Amerika tengah berusaha untuk memenuhi kepentingan dirinya dengan memperkuat militernya di sebagian negara seperti India dan Pakistan. Walhasil, Amerika dengan kondisi perekonomiannya yang mengkhawatirkan, sekali lagi harus menganalisa kedudukannya di mata dunia. Amerika harus ingat bahwa negara ini merupakan negara dengan hutang terbesar di dunia dan Amerika juga harus ingat pada kondisi Uni Rusia pada tahun 1990 dimana tidak ada satupun negara yang bersedia membantunya untuk mempertahankan kekuatannya. Pusat klasifikasi Modis memperingatkan Amerika mengenai kondisi moneternya dan menyatakan bahwa Amerika merupakan negara peminjam yang terbesar di dunia. Resiko pengembalian kredibilitas Amerika semakin meningkat, dan jika tidak ada kesepakatan di Kongres, maka pemerintah Amerika akan terancam jatuh.
Setelah terjadinya krisis moneter pada tahun 2008 yang dimulai dari Amerika dan merembet hampir ke seluruh dunia, bukan hanya pada tahun ini saja kondisi perekomomian Amerika semakin memburuk, bahkan telah mengancam jatuhnya pemerintahan dan pada akhirnya berujung pada berita-berita yang menginformasikan tentang kepailitan pemerintah Amerika. Pada tahun 2010, jumlah bank-bank di Amerika yang mengalami pailit telah mencapai 157 kasus dengan kekayaan 92 milyar dolar. Sementara pada tahun 2009 juga terdapat 140 bank yang bangkrut dengan kekayaan sebesar 169 milyar dolar. Kepailitan dengan kerugian milyaran dolar ini juga telah merugikan bank-bank Amerika pada tahun 2009 hingga lebih dari 36 kasus. Kepailitan bank-bank Amerika pada tahun 2010 juga telah merugikan badan asuransi sebanyak 21 milyar dolar. Pada tahun 2008 pun terdapat 28 bank yang pailit, dan hanya pada tahun 2007 terdapat 3 bank yang pailit.
Perekonomian Amerika hancur karena biaya-biaya perang yang berat. Kini, belum waktunyakah bagi para politikus untuk sekali lagi menggali kembali kisah-kisah keruntuhan super power. Dikatakan, yang dimaksud dengan imperialism adalah sebuah sistem yang hendak melanggar wilayah nasional dan kaumnya dan menguasai tanah-tanah, negara, bangsa dan kaum-kaum lainnya demi tujuan-tujuan perekonomian atau politik. Sebuah kebijakan yang mengandalkan kekuatan negaranya atas negara-negara lainnya. Sebuah rezim yang menyombongkan diri dan menguasai pangsa pasar dengan menghancurkan investor-investor kecil domestik.
C. Imperialisme Ekonomi di Indonesia
"Hakikat hidup sebenarnya
terdiri dari 3, yaitu Life is a place of Worship (hidup adalah ibadah), Life is
a place of Wealth (hidup adalah kemakmuran), dan Life is a place of Warfare (hidup
adalah pertempuran)." (Riawan dalam Suryadilaga 2007: 4)
Layaknya kemerdekaan itu bisa kita raih dalam semua lini hidup kita tapi, apalah daya jika kita dibenturkan dengan teori sosiologi yang menyatakan bahwa, "manusia adalah makhluk sosial." bagi saya makna makhluk sosial bukan hanya dalam lingkup interaksi mengenai sikap yang berlandaskan nilai dan norma tetapi termasuk juga dalam interaksi di dunia pasar, ekonomi. Dalam interaksi sosial versi ekonomi ini lahirlah korporasi besar hingga pedagang jalanan yang melahirkan strata sosial dalam ekonomi. Stara itu tumbuh berlapis-lapis dari korporasi besar sampai yang paling rendah, pedagang kecil.
Memang benar jika hakikat hidup adalah pertempuran. Bertempur untuk bertahan hidup dan untuk hidup di jaman ini butuh penghasilan,uang. Uang yang beredar di dunia bisa diibaratkan dengan piramida terbalik. 80% uang di dunia dikuasai oleh 0,05 orang saja. Dan sisanya 20% diperebutkan oleh semua kalangan termasuk pedagang kecil dan buruh ini. Jadi pantas saja jika ekonomi suatu negara bisa ambruk gara-gara tingkah seorang yang berasal dari kalangan 0,05% itu. Hidup manusia abad ini layaknya kompetisi rimba. Jika kita cermati dari fakta kesenjangan ekonomi yang terjadi, kita dapat mengaca diri. Siapa kita? "Pemangsa" atau "Yang Dimangsa."
Layaknya kemerdekaan itu bisa kita raih dalam semua lini hidup kita tapi, apalah daya jika kita dibenturkan dengan teori sosiologi yang menyatakan bahwa, "manusia adalah makhluk sosial." bagi saya makna makhluk sosial bukan hanya dalam lingkup interaksi mengenai sikap yang berlandaskan nilai dan norma tetapi termasuk juga dalam interaksi di dunia pasar, ekonomi. Dalam interaksi sosial versi ekonomi ini lahirlah korporasi besar hingga pedagang jalanan yang melahirkan strata sosial dalam ekonomi. Stara itu tumbuh berlapis-lapis dari korporasi besar sampai yang paling rendah, pedagang kecil.
Memang benar jika hakikat hidup adalah pertempuran. Bertempur untuk bertahan hidup dan untuk hidup di jaman ini butuh penghasilan,uang. Uang yang beredar di dunia bisa diibaratkan dengan piramida terbalik. 80% uang di dunia dikuasai oleh 0,05 orang saja. Dan sisanya 20% diperebutkan oleh semua kalangan termasuk pedagang kecil dan buruh ini. Jadi pantas saja jika ekonomi suatu negara bisa ambruk gara-gara tingkah seorang yang berasal dari kalangan 0,05% itu. Hidup manusia abad ini layaknya kompetisi rimba. Jika kita cermati dari fakta kesenjangan ekonomi yang terjadi, kita dapat mengaca diri. Siapa kita? "Pemangsa" atau "Yang Dimangsa."
"Perbaikan
pendidikan dasar untuk semua di negara-negara berkembang memerlukan dana
sebesar $6 milyar setahun, jumlah yang sangat terbatas dibandingkan dengan $8
milyar yang dihabiskan untuk belanja kosmetik di AS saja. Instalasi air dan
sanitasi di negara-negara berkembang memerlukan $9 milyar, sedangkan konsumsi
es krim mencapai $11 milyar di Eropa. Pemeliharaan kesehatan dasar dan nutrisi
memerlukan $13 milyar, sementara $17 milyar dihabiskan untuk membeli makanan hewan
piaraan (kucing dan anjing) di Eropa dan Amerika Serikat." (Amin Rais.
2008: 21-22)
BAB III
KESIMPULAN
Dari
uraian pembahasan di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa Imperialisme itu
adalah sistem yang di pakai para pebisnis Indonesia untuk memperluas kekayaan
Ekonominya dengan menaruh modal yang sedikit dan mendapatkan keuntungan yang
sangat besar. Dan sistem tersebut sangat merugikan dan menyengsarakan
masyarakat bawah seperti para petani, buruh dan sebagainya.
Dan
kita berharap semoga kehidupan perekonomian di Indonesia dapat tumbuh dengan
pesat tampa ada pemerasan yang dilakukan para pembisnis Indonesia yang sangat
menyiksa rakyat kecil.
DAFTAR PUSTAKA
1.
Suprihartoyo dkk,
2009, Ilmu Pengetahuan Sosial 1 : untuk SMP, MTS dan SMA kelas XI, Jakarta :
Pusat Perbukuan Depertemen Nasional, 102 – 109.
Komentar
Posting Komentar